the veil of honesty

Sebuah drama Korea menarik yang baru gue tonton adalah Ghost 2012. Dan tidak, kali ini gue tidak akan membicarakan tentang kegantengan aktornya -which is, cukup ganteng dan charming- tapi tema ceritanya. Drama ini bercerita tentang investigasi kejahatan dunia maya. Kenapa harus dunia maya? Karena -kurang lebih kutipan dari si aktor yang cukup ganteng dan charming itu- semua orang menjadi dirinya sendiri dan jujur di dunia maya. 

Di drama itu diceritain betapa orang-orang jaman sekarang sangat bergantung dengan internet. Baik untuk kejahatan, sekedar fun, kehidupan sosial, pekerjaan, semuanya berhubungan sama internet. Sekalinya internet mati, atau di-hack (yang sering banget terjadi di drama ini) maka BOOM, panic attack

Setelah menyelesaikan drama ini, gue jadi kepikiran dan keingetan terus. Memang ya, jaman sekarang, kalau mau ngorek-ngorek sesuatu tentang seseorang, siapa yang kita cari? Nyokapnya? Temennya? Pacarnya? No, cukup bertanya pada dukun ternama dengan biaya terjangkau: Mbah Google. 

Ketika kenal atau penasaran sama satu orang, gue cukup ngetik namanya di Google. Beberapa menit kemudian, setelah puluhan hingga ratusan klik yang mengarah ke Facebook, Blog, atau sumber lainnya, maka akan terbongkarlah siapa orang tersebut. 

Ingin mengetahui apa yang lagi dipikirin/dikerjain seseorang? Buka history di Firefox atau Google Chrome nya. Lihat siapa yang lagi ditaksir si doi? Buka Twitternya, siapa yang banyak di-mention dengan kata-kata manis. Pernah gue baca di satu novel bahwa teknologi ini yang terkadang menjadikan tetek bengek cinta-cintaan ABG jaman dulu terasa singkat dan tidak menarik lagi. 

Ketika internet belom ada, buat nyari nomor telepon, status relationship orang yang ditaksir butuh waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Nyari tau sana sini, ngintip sana-sini, malu-malu dulu buat nanya nomor telepon, cari alasan bodoh untuk SMS. Sekarang, dengan beberapa klik mouse, bibit cinta bisa bertumbuh atau musnah dalam hitungan menit. 

Bahwa gue orangnya mungkin kelihatan cuek, ternyata salah besar karena punya hobi menulis blog dengan isi aneh-aneh (yang sekarang sudah berkurang). Bahwa ternyata gue orangnya kepo karena sering mencari tau keadaan dan informasi orang-orang di sekeliling gue lewat stalking Twitter dan Facebook. Bahwa gue mulai terjangkit virus Korea dengan seluruh subscription Youtube gue berbau Korea. Semua dapat terbongkar jelas dengan mengorek isi history internet gue. 

Jalankan internet, dengan mengorek isi gadget aja, udah bisa dicari kesimpulan siapa orang itu sebenarnya. Gue adalah si hopeless romantic yang nyimpen foto-foto unyu ala Axio dan cuplikan film Korea. Gue adalah si pembosan yang masih mencari tipe cowo ideal dengan fitur yang mudah ditebak -kacamata, tinggi, asiatik- dengan foto cowo-cowo ala korea yang tersimpan manis di folder My Picture. Gue adalah si tipe melankolis dengan mengintip folder musik. 

Berdasar hal-hal seperti ini, barang bukti seperti gadget menjadi hal krusial di drama Ghost itu. Dan hal penting yang gue pelajarin dari drama itu adalah selalu meng-copy barang bukti apapun karena ga tau apa yang terjadi nantinya, misalnya hilang, atau diubah.

 Di episode Mystery vs History How I Met Your Mother, diceritain bahwa udah jadi hal dasar setiap kenal orang baru, mereka pasti langsung mencari informasi di Google. Alasannya untuk menghindari bahwa orang tersebut adalah orang jahat, mencari topik pembicaraan, dan sejuta alasan baik lainnya. Jadi, jaman sekarang kalo baru kenal orang dan nyari di Google, mungkin ga bisa lagi disebut dengan "kepo."

Dengan kesaktian Mbah Google inilah, maka wajib bagi perusahaan yang mau merekrut karyawan baru untuk searching terlebih dahulu siapa orang yang akan di-hire. Dalam hal ini, gue cukup bersyukur blog yang lama gue hilang, karena isi dari blog tersebut tidak terhitung dapat membantu gue mendapatkan pekerjaan. Dilihat dari hal mengecek identitas lewat Google ini juga, gue tidak mendapatkan poin yang baik karena gue termasuk (sangat) pasif dalam sosialita dunia maya, seperti Facebook, Twitter. Maka, bisa saja calon bos gue nanti menilai bahwa gue adalah orang yang sangat tidak sosialita dan bergaul. 

Apa yang bisa disimpulkan adalah buatlah 2 account di social media. Satu untuk mempermanis dan mendekorasi seperti diri yang Anda inginkan, satu lagi untuk menjadi liar dan se-kepo apapun yang Anda inginkan. Juga jangan lupa menghapus history web teratur buat yang suka membuka situs-situs 'tertentu.'